Koleksi terbaru masa kini lagi trend Cerita lucu singkat bikin ngakak dan berhikmah "Nyolong Ndok'e Manok".
Dulu waktu saya mengaji suka sekali dengan kitab Usfurriah dimana kitab tersebut memberikan hikmah dengan beberapa cerita anekdot yang lucu, kala itu dalam suasana ramadhan yang panas namun dengan hati yang tetap dingin saya dan teman saya tetap bersemangat mengikuti pengajian rutin setiap hari dibulan ramadhan. Seperti pada nama kitab tersebut yang artinya adalah manuk emprit (read : hummingbird) :D.
Ketika itu memasuki bab menerangkan keutamaan bersedekah, diceritakan ada seorang anak kecil yang suka nyolong ndok'e manuk "mencuri telurnya burung" bukan telur kamu loh yah :D.
Uniknya anak tersebut suka menyisihkan sedikit uangnya sebelum dia berangkat ke hutan untuk mencuri telur burung (burung hud-hud) disana. Dia selalu memberikan sedekah kepada pengemis dipinggir jalan sebelum masuk hutan dimana sarang burung hud-hud berada. Padahal hutan tersebut terkenal sangat angker dengan banyak jin yang berkeliaran disana. Namun bagi sih bocah pencuri telur burung ini dibuang lalu saja, karena dia hanya punya satu tujuan "nyolong ndok'e manuk"
Dengan santainya si bocah memanjat pohon dan mengambil satu-persatu telur burung hud-hud disalah satu pohon di hutan. Ketika itu si induk telur sedang mencari makan, sehingga dengan mudahnya si bocah mengambil telur burung kamu, eh! burung hud-hud.
Setelah si bocah pergi dengan membawah telur curiannya, si induk telur datang kesarang dan betapa kagetnya burung hud perempuan dan hud laki-laki mendapati sarangnya kosong.
Dengan perasaan sedih hud perempuan berkata pada hud laki-laki "Ayah dimana telur kita?"
Hud laki-laki menjawab "sepertinya ada yang mengambil" dia berusaha tetap berwibawah.
"tidak ayah, ayah harus mencarinya dimana anak kita" dengan menangis hud perempuan terus merajuk ke hud laki.
Namun dengan santainya si hud laki-laki menjawab "Sudahlah nggak papa, nanti malam kita buat lagi"
"Ah, ayah nakal !" jawab hud perempuan malu tersipu.
###
Setelah percakapan mereka berlalu, akhirnya dimalam hari mereka membuat telur lagi. Hingga kejadian yang sama terulang kembali. Bocah itu ternyata tidak hanya sekali saja mengambil telur mereka, di keesokannya lagi si bocah tetap bersedekah kepada pengemis dijalan menuju hutan. Seperti awalnya, dia hanya bersiul santai langsung memanjat pohon dan mengambil telur-telur burung hud-hud yang baru saja dibuat tadi malam.
Bersambung ....
Disarikan dari : Usfuriyah karya Asy Syekh Muhammad bin Abdurrahman al Usfuri
Oleh : Qied Faqot
Ketika itu memasuki bab menerangkan keutamaan bersedekah, diceritakan ada seorang anak kecil yang suka nyolong ndok'e manuk "mencuri telurnya burung" bukan telur kamu loh yah :D.
Uniknya anak tersebut suka menyisihkan sedikit uangnya sebelum dia berangkat ke hutan untuk mencuri telur burung (burung hud-hud) disana. Dia selalu memberikan sedekah kepada pengemis dipinggir jalan sebelum masuk hutan dimana sarang burung hud-hud berada. Padahal hutan tersebut terkenal sangat angker dengan banyak jin yang berkeliaran disana. Namun bagi sih bocah pencuri telur burung ini dibuang lalu saja, karena dia hanya punya satu tujuan "nyolong ndok'e manuk"
Dengan santainya si bocah memanjat pohon dan mengambil satu-persatu telur burung hud-hud disalah satu pohon di hutan. Ketika itu si induk telur sedang mencari makan, sehingga dengan mudahnya si bocah mengambil telur burung kamu, eh! burung hud-hud.
Setelah si bocah pergi dengan membawah telur curiannya, si induk telur datang kesarang dan betapa kagetnya burung hud perempuan dan hud laki-laki mendapati sarangnya kosong.
Dengan perasaan sedih hud perempuan berkata pada hud laki-laki "Ayah dimana telur kita?"
Hud laki-laki menjawab "sepertinya ada yang mengambil" dia berusaha tetap berwibawah.
"tidak ayah, ayah harus mencarinya dimana anak kita" dengan menangis hud perempuan terus merajuk ke hud laki.
Namun dengan santainya si hud laki-laki menjawab "Sudahlah nggak papa, nanti malam kita buat lagi"
"Ah, ayah nakal !" jawab hud perempuan malu tersipu.
###
Setelah percakapan mereka berlalu, akhirnya dimalam hari mereka membuat telur lagi. Hingga kejadian yang sama terulang kembali. Bocah itu ternyata tidak hanya sekali saja mengambil telur mereka, di keesokannya lagi si bocah tetap bersedekah kepada pengemis dijalan menuju hutan. Seperti awalnya, dia hanya bersiul santai langsung memanjat pohon dan mengambil telur-telur burung hud-hud yang baru saja dibuat tadi malam.
Bersambung ....
Disarikan dari : Usfuriyah karya Asy Syekh Muhammad bin Abdurrahman al Usfuri
Oleh : Qied Faqot